Saturday, September 26, 2009

Ekspedisi 5 negara, first stop: Uniquely Singapore

Bulan Juli kemarin akhirnya aku dan 5 orang temanku lainnya, Winda, Mbak Uka, Mbak Diana, Mas Akta dan Mas Fandi melakukan perjalanan ke 5 negara, yaitu Singapur, Thailand, Malaysia, Hongkong dan China. Ini adalah perjalanan pertama aku dan Winda keluar negeri tanpa bantuan travel ataupun orang tua (semua-semua diurus sendiri) dan ala backpacker. Tapi ketua tim kami, yaitu Mas Akta, sudah sangat berpengalaman sebagai backpacker, dan selama perjalanan aku cukup mendapat banyak ilmu yang aku mau bagi disini.

Tiket Airasia Jkt-Singapur sudah kami beli dari bulan Juni. Tips untuk kalian yang mau dapetin tiket pesawat murah, intinya cuma satu:

sabar!
Kalau mau beli tiket,apalagi untuk perjalanan jauh-jauh hari, ga usah buru-buru beli, pantau dulu harga tiketnya, karena perusahaan-perusahaan penerbangan suka menawarkan tiket promo.

Jangan lupa sekarang fiskal mahal banget, supaya bebas fiskal:
cukup bawa fotocopy NPWP, dan untuk kamu yang masih dibawah 21 tahun bisa pakai NPWP orang tua (biasanya ayah) fotocopynya saja cukup, tapi yang sudah lewat 21 tahun dan masih belum bekerja (seperti aku, hehe) cukup bawa fotocopy NPWP ayah dan fotocopy kartu keluarga. Ngurusnya juga cepat dan ga ribet, cukup datangi loket bebas fiskal yang ada di dalam bandara.

Sebelum pergi ke negara tujuan, booking terlebih dahulu hostelnya melalui internet, bisa cari ke sini atau di sini. Biasanya sih, Anda diminta membayar uang muka terlebih dahulu melalui transfer atau credit card. Jangan lupa liat referensi dari orang-orang yang pernah menginap disana, maklum kadang kan foto suka menipu, hehe. Dan hostel biasanya punya beberapa tipe kamar, tinggal pilih mau yang private room (tapi harga lebuh mahal) atau shared room (lebih murah dan bisa dapat teman baru).

Dan di Singapura, Mas Akta memilih sebuah hostel di kawasan Geylang, Aljunied yang dekat sekali dengan stasiun MRT, bernama 98SG hostel. Rata-rata harga hostel di Singapur sekitar Rp 100.000 - 200.000,-, udah plus breakfast, dan biasanya dapet fasilitas wi-fi, mereka juga menyediakan komputer, yang pakainya harus bergantian, hehe.




foto bersama di hostel

Tempat-tempat yang kami kunjungi:

1. Orchard Road
Kalau untuk kalian yang mau belanja barang-barang branded, sepanjang jalan berisikan toko-toko dan mall-mall besar. Tapi kebanyakan tempat makan disini restoran-restoran yang harganya makanannya tidak begitu murah (untuk standar backpacker), yang paling murah ya MCDonalds palingan. Tapi untuk kamu yang backpacker tapi juga berwisata kuliner (ga mentingin harga untuk makanan), ga masalah untuk coba-coba tempat makan disini, banyak pilihan.


2. Merlion Park
Patung singa kaki duyung yang jadi lambang negara ini, katanya belum ke Singapura kalau belum foto di sana.



Anderson Bridge

Kalau kalian pergi ke Merlion Park menggunakan MRT, dari stasiun MRT jalan menuju Merlion Park, kalian juga bisa melihat Anderson Bridge. Lalu tepat di seberang Merlion Park, terdapat Esplanade, sebuah teater (dekat) pelabuhan, yang bentuk kubahnya mirip buah Durian.

3. Bugis
Ini dia satu lagi surga belanja di Singapura, selain toko-toko yang punya "brand" tapi ada yang namanya Bugis Street, semacam Melawainya Singapura, hehe kalau mau cari oleh-oleh kayak postcard, keychain dll. disini aja. Cari baju-baju, sepatu dan aksesoris juga disini. Salah satu tempat belanja favoritku di Singapura. Oia ada restoran yang namanya Toast Box, restoran ini tempatnya enak dan punya menu paket yang rasanya juga lumayan enak dengan harga yang cukup murah (untuk standar makan di Singapur).


4. Little India
Ada toserba yang buka sampai malam banget, dan barang-barangnya lumayan lengkap dan lumayan murah, hehe.

5. Marina Bay
Ini pelabuhan di Singapur, kalau kita pergi dari Batam naik kapal laut, maka kita masuk melalui Marina Bay. Lokasinya tidak jauh dari Merlion Park. Disini juga terdapat mall besar.

6. City Hall
Sekali lagi, disini ada tempat perbelanjaan juga dan Supreme Court, yang dibangun tahun 1939, bentuk bangunan klasik.



Tips untuk para wanita yang jalan-jalan ala backpacker tapi juga mau belanja. Berbeda dengan koper, tas backpack punya kapasitas yang sangat terbatas, dimana kita juga harus menimbang apakah kita kuat untuk membawa tas tersebut atau tidak. Jadi kalau tempat tujuan kita negara-negara surga belanja, dan kita memang sudah niat untuk berbelanja, cukup bawa beberapa pasang baju, seperti aku kemarin hanya membawa sepasang baju pergi dan sepasang baju tidur. Sisanya? BELI!hehehe... Tapi kita juga jangan sampai kalap dan membeli terlalu banyak hingga tidak cukup di tas kita. Setiap habis belanja sesampainya di tempat menginap coba masukan belanjaan ke dalam tas, supaya kita tau berapa sisa kapasitas tas kita. Ga perlu pakai plastik atau kotak-kotak yang bikin penuh, contoh kotak sepatu.


Tips transportasi:
Di Singapura, fasilitas transportasinya sudah sangat baik, lebih baik naik MRT yang jam operasinya 6 am- 12 pm atau bus umum. Hindari taxi, kalau ga kepepet (contoh: ngejar pesawat atau pulang kemalaman), soalnya mahal, hehe.. Oia, ada juga free feeder bus, lumayan kan? coba dimanfaatkan, hehe tanya-tanya aja, salah satunya ada dari City Hall. Untuk ke Changi airport juga naik MRT aja.
Untuk MRT dan bus, kita harus bisa baca peta rutenya supaya ga kesasar.


Mbak Diana yang lagi belajar beli tiket MRT, hehe

Fyi, biaya makan di Singapura salah satu paling mahal di antara negara-negara ASEAN lainnya. Hindari makan di mall, karena sudah pasti mahal. Kalau mau murah cari semacam food court, restoran atau tempat makan India, Cina atau Melayu.

Dari Singapura, kami melanjutkan perjalanan ke Phuket Island, Thailand. Tadinya kami mau lanjut ke Bangkok, tetapi sehari sebelumnya, kami mendapat tiket ekonomi promo Tiger Air menuju Phuket Island, jadi kami putuskan secara mendadak. Tiger Air, merupakan maskapai penerbangan Singapura yang menawarkan tiket murah (tapi jangan harap dapat makan atau minum ya), kalau di Indonesis sih semacam Lion Air. Harga tiket ekonomi promo tiger yaitu sekitar Rp 400.000,- (kalau di rupiahkan). Sebenarnya harga tiketnya hanya 5$, tapi seperti yang kita tahu, airport tax Singapore cukup mahal, hehe...

Friday, September 11, 2009

Apa kabar Bandung?

Di Bandung, makin banyak tempat makan baru, terutama di daerah Riau. Dan aku yang memang hobi mencoba berbagai tempat makan, dari tenda, warung hingga restoran pasti akan mendatanginya!hehehe...

Dan ini ada 3 tempat baru yang ingin aku perkenalkan:


Nanny's Pavillon
Jl. RE Martadinata no 112 (Riau), Bandung

Menu yang ditawarkan: Pancake, Waffle, Bakedrice, etc.

Dekorasinya bagus, unik, serba putih. Dan biasanya tempat ini selalu ramai dikunjungi, terutama weekend.

Makanannya enak, andalannya Pancakes pastinya, walaupun masih kalah rasa dengan Pancious (Jakarta). Tapi tempatnya asik buat santai dan mengobrol.






Bakedrice


Blueberry cheese roll pancake



Roemah Keboen
Jl. RE Martadinata no. 156 (Riau), Bandung

Menu yang ditawarkan: dari mulai masakan Nusantara hingga western.

Yang pasti tempatnya enak banget bisa pilih di dalam ruangan atau pinggir kolam atau di atas. dan bagi yang bawa kendaraan, disediakan vallet, jadi ga perlu repot cari parkir dan pindahin mobil saat makan.


*bingung, kenapa dekorasinya Motor Gede?







Suki Garden, The Valley
Jl. Lembah Pakar Timur No. 28 Dago (Dago pakar), Bandung
(bersebrangan dengan The Valley, masih satu manajemen)

Menu yang ditawarkan: Buffet, dari mulai shabu-shabu, tepanyaki, sushi, bahkan ada makanan jadinya seperti nasi goreng dll. dan yang paling oke, dessert-nya bermacam-macam.

Sebenarnya ini bukan restoran baru, tapi masih banyak yang belum tau tentang Suki Garden, tapi pasti tau The Valley, tinggal nyebrang aja kok. Tempatnya enak, yang pasti adem (iyalah di Dago pakar), dan view-nya oke banget.





Sekalian cerita, minggu lalu pergi ke tempat ini bersama Keluarga Bahagia (Mama Dei, Tante Winda, Tulang Ivan, Bibi Andris, Macek Dita). Untuk berbuka puasa bersama sekaligus merayakan ulang tahun Wina dan Winda (berbulan-bulan lalu,hehe) dan pulangnya Ivan dari Korea. Setelah sekian lama tidak berkumpul, akhirnya bisa kumpul lagi, dengan nafsu makan yang tetap besar (karena itulah kami selalu memilih Buffet), dan tentu saja progress report dari semuanya. Senang sekali, mengingat mungkin kebersamaan kami setiap hari hanya tinggal 1 tahun lagi. :'(

Bisous,
Neng Wina.

Wisata Candi di Yogyakarta

Hollaback!

Sebenarnya ini adalah kelanjutan cerita dari perjalanan aku di akhir bulan Juni kemarin, tapi baru posting sekarang. Untung aja ada notes yang dibuat Mas Obby di facebook, jadi masih bisa cerita secara detail.

Setelah dari Rawa Pening, aku, Mas Obby dan Mas Afrizal melanjutkan perjalanan langsung ke Candi Borobudur, dan di dalam bus kami melanjutkan tidur kami yang tertunda. Kami janjian di pertigaan dekat Borobudur dengan Winda, Mas Putra dan Mas Hendy, karena belum datang jadi kami duduk-duduk (di pos polisi lagi) dan mengobrol dengan mas-mas polisi (karena masih muda) yang baik hati. :)

Ternyata mereka menjemput kami dengan mobil (pake AC), harus di-bold! Hahaha akhirnya ketemu AC lagi dan bisa duduk dengan nyaman. Akhirnya kami sampai di Borobudur, dan panas boook untung saja bawa payung. Tapi kalau kalian yang lupa bawa payung, disana juga banyak orang yang menawarkan jasa peminjaman payung, sekitar Rp 5000,-. Kami beli tiket masuk yang sekaligus paket dengan Candi Prambanan seharga Rp 20.000,-. Normalnya kalau masuk ke Borobudur atau Prambanan (salah satu saja) Rp 12.500,-, jadi lebih baik beli tiket terusan,hehe. Akhirnya cita-citaku ke Borobudur tercapai juga! Hari itu Borobudur sedang ramai-ramainya anak sekolah study tour. Dan saat disana sempat bertemu dengan pasangan bule backpacker yang mengandalkan buku Lonely Planet, dan berbagi info dengan mereka. Dan yang lucu, anak-anak sekolah yang study tour dapet tugas untuk mewawancarai para turis asing (sekalian foto bersama), jadi si bule cerita kalau mereka jadi berasa artis gitu ditanya-tanya dan foto-foto,hehehe... Setelah keliling dan foto-foto, dan bahkan Mas Afrizal sempat-sempatnya charge baterai kamera di candi! Kami mampir ke sebuah museum yang masih berada di dalam kawasan Borobudur, yaitu Museum Kapal Samudraraksa. Di dalam museum tersebut terdapat Kapal Samudraraksa, yang mana dibuat berdasarkan relief yang ada di candi Borobudur tersebut dan masih dengan cara yang sangat tardisional, yang menurut cerita pada abad ke-8 kapal tersebut mengarungi lautan hingga ke benua lainnya! Dan pada tahun 2004, kapal ini bener-bener telah dicoba mengarungi lautan hingga ke Madagascar. Dan di museum ini, terdapat cerita, alat-alat dan foto dari mulai ide membuat kapal tercetus, pembuatan hingga berlayar dan kapal ini kembali ke Indonesia. Sayangnya, kalau mau masuk ke dalam kapal bayarnya mahal, sekitar Rp 100.000,-. Jadi kami lihat-lihat dari luar aja.

Setelah Borobudur, kami lanjut ke Candi Mendut, tapi tidak masuk ke dalam, hanya lihat-lihat dari luar saja, karena capek sekali. Bahkan saat makan siang, aku memilih diam di mobil dan tidur! Lalu kami lanjut lagi ke Candi Sambisari, yang harga tiketnya (kalau tidak salah) Rp 3000,-. Kata Mas Obby candi ini ditemukan kembali secara tidak sengaja oleh seorang petani ketika sedang mencangkul tanah pada tahun 1966. Candi tersebut telah terpendam dalam lapisan lahar Gunung Merapi setebal 6,5 meter. Setelah puas foto-foto dan bermain-main dengan anak-anak kecil yang ada di situ. Kami melanjutkan perjalanan ke Candi Barong, yang mana jauh banget naik-naiknya (tapi bisa pakai mobil atau motor kok), bahkan dari atas sana kita bisa melihat kota Yogyakarta, dan masuk candi ini gratis tanpa pungutan apapun! Candi Barong terletak di sebuah bukit di dusun Candisari, Sambirejo, Prambanan. Dan pemandangan sunset disana benar-benar indah, kalian harus coba kesana!


Borobudur




Candi Mendut


Candi Sambisari dari atas


sunset di Candi Barong

Setelah menikmati sunset, kami makan malam di Bebek Goreng Hj. Selamet di Jl. Gejayan, yang mana ramai sekali! Lumayan enak kok bebeknya. Setelah itu kami semua diantarkan Mas Hendy satu persatu ke tempat tumpangan kami menginap,hehe. Mas Obby di rumah tantenya, Mas Afrizal di kostan saudaranya, Winda di kostan temannya, dan Aku di kostan Riris, sahabat dari SMA. Sesampainya di kostan Riris langsung mandi, setelah ga mandi-mandi, hehe berbagi cerita dan tertidur pulas.

Hari kedua di Yogya. Pagi harinya, diajak Riris sarapan di restoran gudeg dekat kostannya, yang kabarnya terkenal di Yogyakarta (lupa namanya, mau tanya Riris dulu). Karena Mas Hendy ada urusan, jadi kami memutuskan jalan-jalan dengan naik motor. Winda dengan mas Putra, Mas Afrizal dengan temannya dan aku? nelpon Mas Obby pagi-pagi yang masih tidur dan tadinya ga mau ikut tapi pada akhirnya pergi juga dengan meminjam sepeda motor sepupunya, Big hug for you Mas!hehehe... Pergilah kami ke Candi Prambanan, tentu saja dengan tiket terusan dari Borobudur kemarin. Sayangnya, akibat gempa besar yang terjadi Mei 2007, Candi Prambanan masih diperbaiki, sayang sekali jadi ga gitu puas. Setelah puas berkeliling dan foto-foto, kami melanjutkan perjalanan ke Candi Ratu Boko. Sempat mampir minum Dawet Kalasan di siang bolong. Masuk ke dalam Ratu Boko bayar Rp 12.500,-. Dan candi ini sedikit berbeda dengan candi-candi sebelumnya, sebenarnya ini bukan candi tapi keraton dimana raja sering berlibur kesini, areanya cukup luas dan bangunannya tersebar, dan ada tempat para mandi selir-selir raja, dan masih ada airnya, hati-hati jatuh karena lumayan dalam. Katanya, dulu raja menonton dari atas, dan melempar selendang ke bawah, nah selir yang mendapatkan selendang tersebut yang mendapat "jatah" setelah itu, hehehe...


wina dan winda di depan Prambanan


Ratu Boko


ini dia tempat mandinya!

Setelah puas berkeliling Ratu Boko, kami pergi makan siang ke Warung Makan SS yang punya berbagai macam jenis sambal yang semuanya pedas teramat sangat! Dan setelah itu perjalanan ini harus ditutup, walaupun belum puas berkeliling kota Yogyakarta, banyak candi dan tempat makan yang belum aku kunjungi. Tapi keesokan paginya sudah berjanji mengantar temanku di bandara, Ivan Imanuel yang pergi student exchange ke Korea Selatan. Karena Winda pulang ke Bandung, akhirnya aku pulang sendiri ke Jakarta menggunakan kereta bisnis Senja Utama Yogyakarta-Jakarta yang berangkat pukul 18.15 seharga Rp 100.000,-. Tapi karena itu hari libur dan yakin pasti penuh antriannya, jadi aku beli melalui agent tarvel, cukup bayar tambahan Rp 10.000,- saja dan tidak perlu mengantri. Karena ternyata saat di kereta, ibu-ibu sebelah bercerita bahwa ia harus mengantri panjang dari pagi untuk dapat tiket, hehehe bisa jadi alternatif juga untuk kalian. Dan sampai di kota terminal Senen Jakarta pukul 5 pagi hari.

Sungguh perjalanan yang menyenangkan, dan bulan oktober nanti aku berencana untuk kembali ke Yogyakarta sekaligus mengunjungi kota Solo.

Terima kasih kepada Riris yang telah menyediakan tempat berteduh, Mas Obby yang sudah bersedia meminjam motor untuk mengantarku jalan-jalan, Winda, Mas Putra dan Mas Hendy yang sudah bersedia menemaniku jalan-jalan.

Bisous,
Neng Wina.