Saturday, July 04, 2009

Dehidrasi Semarang

Sesampainya di Jepara sore hari, kami langsung menuju terminal dan menaiki bus terakhir menuju kota Semarang (Bala langsung pulang ke jakarta naik bus super eksekutifnya, dengan alasan "bus mania",haha), bus Jepara-Semarang memakan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan dengan ongkos Rp 10.000,-, dan karena bus terakhir jadi kondisi bus teramat sangat penuh sesak! Akhirnya jam 7 pm kami sampai di terminal Turboyo, sesampainya disana, rombongan terbagi 2, aku bersama winda, mas putra, mas obby, dan mas afrizal memutuskan untuk menginap beberapa hari di semarang, dan teman-teman lainnya pulang ke yogya.

Di Semarang, kami menginap di rumah mas Radityo Prabowo, teman Mas Obby (yang mana mas Obby kenal lewat blog dan juga belum pernah ketemu langsung). Dengan sedikit petunjuk dan info dari Mas Radit tentang lokasi tempat tinggalnya, kami cari kendaraan yang menuju kesana, dan satu pelajaran pertama yang aku dapat di kota Semarang, KENEK DAN SUPIR BUS DAN ANGKUTAN UMUM DISANA SUKA NIPU! Yah walopun ga semua, ada oknum-oknum tertentu, tapi tetep aja bikin kesel. Pertama, mereka bilang lewat tempat tujuan kita, dan ternyata kita diturunin di tengah jalan dimana kita harus lanjut lagi naik kendaraan umum lainnya untuk sampai sana. Kedua, ongkosnya dimahalin, bahkan kami harus ngomel-ngomel minta uang kembali ke keneknya. Akhirnya setelah bertemu mas Radit dan menaruh carrier (btw kami janjian dengan Mas Radit di sebuah swalayan,sempet norak banget waktu ketemu AC!hahaha), kami pergi ke simpang lima untuk makan nasi ayam (yang super famous itu). Ternyata nasi ayam baru buka di atas jam 10 pm, jadilah kami mampir dulu ke lawang sewu (tapi ga masuk) dan tugu muda (sebrangnya), sempet makan es puter Cong Lik, tak jauh dari simpang lima, kalian harus coba es puter rasa sirsaknya, seger banget! Dan kemudian makan nasi ayam lesehan, baru buka aja udah rame banget, hmm lumayan enak sih nasi ayamnya, harganya sekitar belasan ribu rupiah tergantung dari apa saja yang kita ambil.


Lawang Sewu di malam hari


foto depan tugu muda

Hari pertama: makan bubur kacang hijau di simpang lima, lalu ke klenteng Sam Poo Kong. Lanjut ke Lawang Sewu (dan masuk ke dalamnya). Oia sekedar info, bulan juli ini Lawang Sewu akan direnovasi dan diaktifkan kembali sebagai kantor PJKAI, sehingga tidak akan bisa dimasuki lagi sebagai tempat obyek wisata (beruntunglah kami,hehe..). Btw masuk lawang sewu kami harus bayar Rp 5.000,-/orang dan Rp 25.000,- untuk tour guidenya, dan yang apsti uang itu tidak akan masuk kas negara, untuk siapa yah?? Karena setelah dipikir-pikir kok naik kendaraan umum di Semarang mahal banget maka kami memutuskan jalan kaki dari Lawang Sewu ke simpang lima, hehe panas banget yah semarang dan makin hitamlah kami! Setelah salat di masjid Baiturrahman, maka kami melanjutkan perjalanan ke kota lama semarang. Belum puas foto-foto di kota lama, aku, mas obby dan mas afrizal berjalan kaki ke gang lombok, melewati daerah pecinan. Sedangkan winda dan mas putra menunggu di depan gereja blenduk (gereja immanuel, gereja tertua di semarang), karena winda terlalu lelah. Di Gang Lombok ada klenteng Tay Kak Sie, dan miniatur Kapal Laksamana Cheng Ho (yang katanya akan dipugar, karena menghambat sampah di kali tersebut), dan kita boleh loh masuk ke klentengnya, melihat orang-orang yang lagi ibadah (hehe maaf ganggu..). Dan di gang lombok, ada Lunpia yang enak banget! Satunya memang agak mahal, Rp 10.000,- tapi yah memuaskanlah.


depan Sam Poo Kong






Lawang Sewu (dari dalam)


gereja blenduk


klenteng Tay Kak Sie


di dalam klenteng


lunpia basah gang lombok (ada keringnya juga)

hari kedua: Deket tempat mas Radit, ada pasar dan kami cari sarapan disana, makan nasi soto ayam, telur asin, dan teh manis hanya Rp 4500,-. Lalu kami naik bus dengan ongkos Rp 3500,- ke Pagoda Avalokitesvara, cukup jauh perjalanan sekitar 30menit melewati jalan tol. Setelah dari sana kami jalan kaki sekitar 30 menit menuju MURI yang terletak di pabrik jamu jago. Dan kemudian pulang ke tempat Mas Radit, setelah makan siang, Winda dan mas Putra kembali ke Yogyakarta lebih dahulu. Sedangkan aku, Mas Obby dan Mas Afrizal mau mampir dulu ke Rawapening untuk melihat sunrise disana.


Pagoda Avalokitesvara (tingkat 7)


skripsi terbesr di MURI, wouw!

Untuk melihat lebih banyak lagi foto-foto di Semarang bisa lihat disini.

Sampai bertemu di cerita Rawapening dan Yogyakarta! :)

Bisous,
Neng Wina.

2 comments:

  1. bangetbanget bals,gw juga cita2 bner deh pengen skripsi seGD itu,hahaha cuma mahal kali ye...

    ReplyDelete