Friday, September 11, 2009

Wisata Candi di Yogyakarta

Hollaback!

Sebenarnya ini adalah kelanjutan cerita dari perjalanan aku di akhir bulan Juni kemarin, tapi baru posting sekarang. Untung aja ada notes yang dibuat Mas Obby di facebook, jadi masih bisa cerita secara detail.

Setelah dari Rawa Pening, aku, Mas Obby dan Mas Afrizal melanjutkan perjalanan langsung ke Candi Borobudur, dan di dalam bus kami melanjutkan tidur kami yang tertunda. Kami janjian di pertigaan dekat Borobudur dengan Winda, Mas Putra dan Mas Hendy, karena belum datang jadi kami duduk-duduk (di pos polisi lagi) dan mengobrol dengan mas-mas polisi (karena masih muda) yang baik hati. :)

Ternyata mereka menjemput kami dengan mobil (pake AC), harus di-bold! Hahaha akhirnya ketemu AC lagi dan bisa duduk dengan nyaman. Akhirnya kami sampai di Borobudur, dan panas boook untung saja bawa payung. Tapi kalau kalian yang lupa bawa payung, disana juga banyak orang yang menawarkan jasa peminjaman payung, sekitar Rp 5000,-. Kami beli tiket masuk yang sekaligus paket dengan Candi Prambanan seharga Rp 20.000,-. Normalnya kalau masuk ke Borobudur atau Prambanan (salah satu saja) Rp 12.500,-, jadi lebih baik beli tiket terusan,hehe. Akhirnya cita-citaku ke Borobudur tercapai juga! Hari itu Borobudur sedang ramai-ramainya anak sekolah study tour. Dan saat disana sempat bertemu dengan pasangan bule backpacker yang mengandalkan buku Lonely Planet, dan berbagi info dengan mereka. Dan yang lucu, anak-anak sekolah yang study tour dapet tugas untuk mewawancarai para turis asing (sekalian foto bersama), jadi si bule cerita kalau mereka jadi berasa artis gitu ditanya-tanya dan foto-foto,hehehe... Setelah keliling dan foto-foto, dan bahkan Mas Afrizal sempat-sempatnya charge baterai kamera di candi! Kami mampir ke sebuah museum yang masih berada di dalam kawasan Borobudur, yaitu Museum Kapal Samudraraksa. Di dalam museum tersebut terdapat Kapal Samudraraksa, yang mana dibuat berdasarkan relief yang ada di candi Borobudur tersebut dan masih dengan cara yang sangat tardisional, yang menurut cerita pada abad ke-8 kapal tersebut mengarungi lautan hingga ke benua lainnya! Dan pada tahun 2004, kapal ini bener-bener telah dicoba mengarungi lautan hingga ke Madagascar. Dan di museum ini, terdapat cerita, alat-alat dan foto dari mulai ide membuat kapal tercetus, pembuatan hingga berlayar dan kapal ini kembali ke Indonesia. Sayangnya, kalau mau masuk ke dalam kapal bayarnya mahal, sekitar Rp 100.000,-. Jadi kami lihat-lihat dari luar aja.

Setelah Borobudur, kami lanjut ke Candi Mendut, tapi tidak masuk ke dalam, hanya lihat-lihat dari luar saja, karena capek sekali. Bahkan saat makan siang, aku memilih diam di mobil dan tidur! Lalu kami lanjut lagi ke Candi Sambisari, yang harga tiketnya (kalau tidak salah) Rp 3000,-. Kata Mas Obby candi ini ditemukan kembali secara tidak sengaja oleh seorang petani ketika sedang mencangkul tanah pada tahun 1966. Candi tersebut telah terpendam dalam lapisan lahar Gunung Merapi setebal 6,5 meter. Setelah puas foto-foto dan bermain-main dengan anak-anak kecil yang ada di situ. Kami melanjutkan perjalanan ke Candi Barong, yang mana jauh banget naik-naiknya (tapi bisa pakai mobil atau motor kok), bahkan dari atas sana kita bisa melihat kota Yogyakarta, dan masuk candi ini gratis tanpa pungutan apapun! Candi Barong terletak di sebuah bukit di dusun Candisari, Sambirejo, Prambanan. Dan pemandangan sunset disana benar-benar indah, kalian harus coba kesana!


Borobudur




Candi Mendut


Candi Sambisari dari atas


sunset di Candi Barong

Setelah menikmati sunset, kami makan malam di Bebek Goreng Hj. Selamet di Jl. Gejayan, yang mana ramai sekali! Lumayan enak kok bebeknya. Setelah itu kami semua diantarkan Mas Hendy satu persatu ke tempat tumpangan kami menginap,hehe. Mas Obby di rumah tantenya, Mas Afrizal di kostan saudaranya, Winda di kostan temannya, dan Aku di kostan Riris, sahabat dari SMA. Sesampainya di kostan Riris langsung mandi, setelah ga mandi-mandi, hehe berbagi cerita dan tertidur pulas.

Hari kedua di Yogya. Pagi harinya, diajak Riris sarapan di restoran gudeg dekat kostannya, yang kabarnya terkenal di Yogyakarta (lupa namanya, mau tanya Riris dulu). Karena Mas Hendy ada urusan, jadi kami memutuskan jalan-jalan dengan naik motor. Winda dengan mas Putra, Mas Afrizal dengan temannya dan aku? nelpon Mas Obby pagi-pagi yang masih tidur dan tadinya ga mau ikut tapi pada akhirnya pergi juga dengan meminjam sepeda motor sepupunya, Big hug for you Mas!hehehe... Pergilah kami ke Candi Prambanan, tentu saja dengan tiket terusan dari Borobudur kemarin. Sayangnya, akibat gempa besar yang terjadi Mei 2007, Candi Prambanan masih diperbaiki, sayang sekali jadi ga gitu puas. Setelah puas berkeliling dan foto-foto, kami melanjutkan perjalanan ke Candi Ratu Boko. Sempat mampir minum Dawet Kalasan di siang bolong. Masuk ke dalam Ratu Boko bayar Rp 12.500,-. Dan candi ini sedikit berbeda dengan candi-candi sebelumnya, sebenarnya ini bukan candi tapi keraton dimana raja sering berlibur kesini, areanya cukup luas dan bangunannya tersebar, dan ada tempat para mandi selir-selir raja, dan masih ada airnya, hati-hati jatuh karena lumayan dalam. Katanya, dulu raja menonton dari atas, dan melempar selendang ke bawah, nah selir yang mendapatkan selendang tersebut yang mendapat "jatah" setelah itu, hehehe...


wina dan winda di depan Prambanan


Ratu Boko


ini dia tempat mandinya!

Setelah puas berkeliling Ratu Boko, kami pergi makan siang ke Warung Makan SS yang punya berbagai macam jenis sambal yang semuanya pedas teramat sangat! Dan setelah itu perjalanan ini harus ditutup, walaupun belum puas berkeliling kota Yogyakarta, banyak candi dan tempat makan yang belum aku kunjungi. Tapi keesokan paginya sudah berjanji mengantar temanku di bandara, Ivan Imanuel yang pergi student exchange ke Korea Selatan. Karena Winda pulang ke Bandung, akhirnya aku pulang sendiri ke Jakarta menggunakan kereta bisnis Senja Utama Yogyakarta-Jakarta yang berangkat pukul 18.15 seharga Rp 100.000,-. Tapi karena itu hari libur dan yakin pasti penuh antriannya, jadi aku beli melalui agent tarvel, cukup bayar tambahan Rp 10.000,- saja dan tidak perlu mengantri. Karena ternyata saat di kereta, ibu-ibu sebelah bercerita bahwa ia harus mengantri panjang dari pagi untuk dapat tiket, hehehe bisa jadi alternatif juga untuk kalian. Dan sampai di kota terminal Senen Jakarta pukul 5 pagi hari.

Sungguh perjalanan yang menyenangkan, dan bulan oktober nanti aku berencana untuk kembali ke Yogyakarta sekaligus mengunjungi kota Solo.

Terima kasih kepada Riris yang telah menyediakan tempat berteduh, Mas Obby yang sudah bersedia meminjam motor untuk mengantarku jalan-jalan, Winda, Mas Putra dan Mas Hendy yang sudah bersedia menemaniku jalan-jalan.

Bisous,
Neng Wina.

1 comment: